Kolom praktis adalah struktur kolom pada bangunan yang berfungsi untuk memperkaku dinding terhadap gaya lateral.
Kolom praktis biasanya dipasang pada dinding dengan jarak 3 s/d 4 meter atau setara dengan luasan dinding 9 meter persegi (m2).
Ukuran kolom praktis yang lazim digunakan adalah setebal dinding bangunan sehingga letaknya tersembunyi atau tidak terlihat.
Kolom ini tidak dirancang untuk menahan gaya aksial, namun dalam kenyataannya kolom ini tetap menerima gaya aksial. Misalkan pada struktur bangunan rumah satu lantai sederhana, dimana kolom juga menahan beban ringbalk dan atap.
Kolom praktis terbuat dari beton bertulang dan biasanya dengan jumlah tulangan 4 buah diameter 10 mm (4D10), sedangkan sengkangnya diameter 8 jarak 150 mm (P8-150).
Baca juga: Mutu Beton fc dan mutu beton K
Kolom ini umumnya berbentuk persegi. Pada sebuah penelitian seorang dosen Universitas Gadjah Mada, tulangan pokok kolom dibuat hanya tiga batang, tulangan sengkang menggunakan spiral, dan dicor persegi. Dan kolom seperti ini ternyata lebih stabil dan lebih hemat.
Karena kepraktisannya, sekarang sudah banyak toko atau fabrikasi yang menjual tulangan kolom praktis siap pakai. Jadi sangat menghemat waktu pelaksanaan di lapangan.
Karena tidak membutuhkan perhitungan yang terlalu rumit, kolom ini mudah dibuat oleh tukang pemula sekalipun.
[Tweet “Selalu ingat, Kolom praktis fungsinya tidaklah Praktis…”]
Ada dua cara membuat kolom praktis ini, yaitu:
- Menggunakan bekisting 4 sisi, kolom di cor terlebih dahulu dan pada badan kolom di tanam angkur per jarak 1 meter dari tulangan diameter 8 mm. Setelah beton mengeras baru kemudian dipasang dinding.
- Dinding dipasang terlebih dahulu, baru kemudian di pasang bekisting pada 2 sisi menempel ke dinding dan di cor. Cara yang ke dua ini adalah yang paling sering dilakukan di lapangan karena sangat praktis.
Meskipun disebut praktis, anda sebagai structural engineer jangan pernah mengesampingkan peranan kolom ini dalam mendukung struktur. Banyak kasus keruntuhan yang terjadi dan membahayakan penghuni bangunan karena mengabaikan fungsinya.
Sebagai contoh seperti kita lihat pada kasus gempa bumi Jogjakarta tahun 2006 lalu. Banyak korban jiwa yang terjadi akibat tertimpa dinding karena dinding rumah mereka tidak diperkuat dengan kolom praktis.
Sumber: Pengalaman pribadi sebagai seorang structural engineer
Jika ada yang kurang tepat, mohon sampaikan saran pada kolom komentar. Terimakasih.
Mas Afret Nobel,
Apabila kita menggunakan bata yang mempunyai kekuatan tekan 25-30 MPa untuk membangun rumah 1 lantai tipe 36, apakah harus tetap diperkuat dengan kolom praktis? Asumsi saya yang awam ini, bata tersebut berfungsi sebagai load-bearing wall.
Terima kasih
Mas Nuryanto, dalam perhitungan struktur, bata tidak kami perhitungkan sebagai penahan beban. Meskipun ada yang memperhitungkannya untuk menambah kekakuan bangunan.
Mas alfred,
Jika saya ingin memasang jendela sudut di rumah saya, bagaimana pemasangan kolomnya ?
Karena sudut yg seharusnya untuk kolom digantikan dengan jendela…
Terima kasih
Mas Harhendri, untuk pemasangan kolom tergantung desain Anda. Kalau menurut saya, jadikan saja kolomnya 2, dan dipasang di sisi luar jendela tersebut. Jadi nanti pertemuan baloknya bisa kantilever atau balok miring.
Bang kalau jarak antar kolom praktis 4m dan tinggi dinding 3.4 m, apakah masih aman itu bang????
Sehubungan dengan seringnya bencana gempa akhir2 ini mungkin pak Afret bs mengulas tentang bangunan tahan gempa, khususnya cara penulangan yang benar, pertemuan antara kolom dan balok, kolom dan kolom dst.
rumah saya 2 lantai.. seinget saya untuk lanta2 kolom kolom utamanya tidak di fungsikan (tiang utama lt 1 dan lt 2 tidak bersambungan) melainkan kolom praktis yang menumpang di balokan hal ini karena kesulitan menentukan luas kamar karena lebar hanya 4 m di depan dan kebelakang mengecil menjadi 3,5 m panjang 8 m dan terbelah oleh tangga.. amankah jika di bangun lt3 dengan kondisi tsb..
Aang, aman atau tidaknya perlu dicek dengan perhitungan struktur lebih lanjut. Hanya saja, kolom yang tumbuh di balok kalau bisa dihindari karena akan sangat membebani balok tersebut. Perhatiannya justru lebih kepada kekuatan balok yang menumpu kolom tsb.
Sangat Membantu Informasinya,Terima Kasih
pak jika kolom n balok praktis dipasang menggantung (tidak menempel pada struktur utama apakah bahaya ?
dan saya rasa memungkinkan,, hanya saja keadaan di lapangan elemen praktis ini mutunya di bawah K-100. n kondisi menggantung, sehingga banyak dinding pecah pecah, dan looknya menyeramkan, saat gempa bisa jd runtuh dinding
Kolom dan balok praktis harusnya bertumpu pada struktur utama. Sehingga beban yang ada disalurkan ke struktur utama.
Apakah cara preliminary perhitungan tinggi balok praktis sama dengan perhitungannya tinggi balok struktur (1/10-1/14 L)? Dimana tebal balik praktis tetap setebal dinding